Jumat, 08 Januari 2016

Cara Menumbuhkan Rasa Ingin Tahu Pada Anak

Mendorong Bentuk Perhatian Mental, Seperti Kesadaran
Orang tua bisa mengajarkan anak untuk mengamati segala sesuatu yang ada di sekitar. Cobalah ajak berjalan-jalan, lihatlah lingkungan sekitar, dan dengarkan semua suara yang bisa anak dengar.
Memberi Kesempatan Untuk Mengeksplorasi Ide-ide Baru Secara Mendalam
Orang tua bisa mendorong anak untuk berbicara tentang apa yang mereka pikirkan, dan biarkan anak mengajukan banyak pertanyaan dan menarik kesimpulan sendiri.
Biarkan Anak Bereksperimen
Dengan melakukan eksperimen sendiri, rasa ingin tahu anak akan tumbuh dengan sendirinya. Sebagai orang tua, hanya membantu untuk berpikir tentang pertanyaan dengan cara seluas mungkin.
Tantangan
Anak jauh lebih tertarik untuk bermain game yang sulit dimenangkan dibanding bermain game yang mudah dimainkan. Karena game yang sulit dimenangkan sangat menantang. Ia menantang kemampuan si anak.
Untuk itu, agar anak tertarik dengan materi pelajaran di sekolah, tantang ia untuk memahami materi itu. Selain itu, tantang pula ia untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tantang ia untuk mengerjakan latihan soal terkait materi itu.
Apabila ia tidak tertarik materi pelajaran matematika, katakan kepadanya seperti ini: “Bisa tidak memecahkan hitungan ini? Susah banget. Teman Bapak di kantor yang orangnya terkenal jenius tidak bisa memecahkan hitungan ini. Tapi, Bapak yakin kamu bisa.”
Teka-teki
Buatlah teka-teki terkait materi pelajaran yang ia pelajari di sekolah. Dengan mengungkapkan keanehan suatu fenomena dan peristiwa yang menyimpang dari apa yang ia pelajari, anak lebih tertarik untuk menggali lebih dalam. Karena ia ingin mengetahui alasan mengapa peristiwa atau fenomena itu menyimpang dari yang dipelajarinya.
Skeptis
Bangun tradisi berpikir skeptis pada anak. Artinya, bangun kebiasaan pada anak untuk tidak mudah percaya pada ucapan orang lain, termasuk guru dan penjelasan dalam buku yang dibacanya. Ajak ia untuk membuktikan sendiri apa yang ia pelajari.
Biasakan bertanya kepadanya, “Masa, sih?”, “Penjelasannya tidak sesederhana itu, Nak. Bapak lupa detailnya. Tetapi, kamu bisa cari tahu”. Dengan pertanyaan seperti itu, anak tertantang untuk membongkar keyakinannya. Mulanya, ia yakin ia sudah paham tentang apa yang ia pelajari. Tetapi, setelah mendengar pertanyaan itu, niscaya ia akan menggali lebih dalam untuk mengetahui tentang apa yang ia pelajari.
Detail
Biasakan anak untuk mempelajari sesuatu secara detail. Karena mempelajari sesuatu hanya dalam garis besar membuat anak merasa sudah mengetahui seluk beluknya. Saat anak merasa sudah mengetahui seluk beluk tentang suatu hal, maka tidak ada misteri/teka-teki dari benda itu yang perlu diketahui.
Sebaliknya, mempelajari sesuatu dengan detail membuat anak merasa belum mengenal benda itu dengan baik. Anak merasa masih ada misteri/teka-teki yang harus diungkap terkait sesuatu itu. Misteri/teka-teki inilah yang membuat anak penasaran.
Untuk itu, latih dan biasakan anak untuk mempelajari sesuatu secara detail. Katakan padanya, jangan pernah puas dengan penjelasan yang singkat dan umum.



Referensi:
http://aquariuslearning.co.id/menumbuhkan-rasa-ingin-tahu/
http://lifestyle.okezone.com/read/2012/06/26/196/654118/empat-cara-jitu-dongkrak-rasa-ingin-tahu-anak

Pemicu Sifat Pemalu Pada Anak

Kurang Bermasyarakat
Sifat pemalu akan terjadi bila anak hidup dengan latar belakang dimana diabaikan oleh orang tuanya, atau dibesarkan pada keluarga yang mengasingkan diri, terlalu dikekang, sehingga mereka tak dapat menjalin dan mengalami hubungan sosial yang normal dengan masyarakat. Sehingga saat anak dikenalkan pada publik, mereka akan cenderung lebih banyak diam dan ingin terus bersama anda.
Pengalaman Buruk
Ketika anak mengalami banyak peristiwa yang menyebabkannya memiliki penilaian malu. Hal ini akan berpengaruh pada pola pikirnya yang berimbas pada perilakunya. Misalnya, saat ia tampil menyanyi di depan banyak orang dengan tatapan penonton yang hanya tertuju padanya, dengan begini anak akan beranggapan bahwa berdiri di depan orang banyak adalah hal yang memalukan sehingga ia akan berhenti melakukan hal tersebut karena perasaan malu yang dirasakannya.
Anak Merasa Menjadi Sumber Perhatian
Anak pemalu terkadang kerap kali merasa dirinya diperhatikan banyak orang atau ia akan merasa malu bila dirinya menjadi bahan perbincangan banyak orang. Hal seperti inilah yang menyebabkan anak takut dan cemas untuk bertindak atau berpendapat karena khawatir apa yang dilakukannya salah dan menjadi bahan tertawaan orang-orang.
Pola Asuh Awal Yang Keliru
Rasa malu pada anak kemungkinan bisa terjadi karena pola asuh awal yang keliru ketika anak masih bayi terutama di dua tahun usia pertamanya. Karena otak bayi di usia tersebut mengalami perkembangan yang amat pesat dan di usia ini adalah saat dimana bayi mulai mengembangkan pola mengasosiasikan sesuatu. Misalnya, kebiasaan orang tua yang langsung berlari dan menggendong bayi saat ia menangis. Bayi yang mendapatkan perlakuan seperti ini akan menjadi bayi yang manja dan merasa dicintai. Perasaan seperti ini tentu saja baik untuk bayi, namun jika diberikan secara berlebihan seperti memperlakukan anak bak puteri raja yang selalu dilayani setiap saat tidak terlalu baik untuknya. Anak yang selalu dimanja, akan merasakan kehilangan dan kesepian seolah tidak ada pegangan dan tidak tahu apa yang harus dilakukan saat mereka berada jauh dari orang tuanya. Sementara anak bayi yang tidak selalu dimanja oleh orang tuanya, cenderung mampu mengatasi rasa kesendirian dan mampu menampilkan rasa percaya dirinya dengan baik.
Tidak Diberikan Kesempatan Berinteraksi
Salah satu faktor yang memicu anak menjadi pemalu bisa jadi karena ia tak punya teman sebaya sebagai teman bermainnya. Sehingga ia menjadi jarang melakukan interaksi dengan orang lain dan ketika ia bertemu dengan orang baru di lingkungan baru, mereka tidak tahu bagaimana cara berinteraksi atau memperkenalkan dirinya dengan orang lain karena tak pernah diajak keluar main, pergi ke taman atau tidak bersekolah. Anak yang tidak diberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan anak seusianya karena ruang geraknya hanya terbatas dengan keluarga di rumah akan membuat anak memiliki anggapan bahwa orang lain selain keluarganya adalah sebuah ancaman. Dan hal inilah yang membuatnya menarik diri dari keramaian dan tempat umum.
Kesulitan Menghadapi Situasi Baru
Anak-anak tentu belum memiliki pengalaman hidup sekaya orang dewasa. Oleh karena itu, anak-anak sering dihadapkan pada situasi baru. Ada anak yang mudah beradaptasi dengan situasi baru, ada pula yang sulit. Seringnya kesulitan beradaptasi membuat anak menarik diri dari lingkungan.
Pengasuhan Orang Tua yang Tidak Konsisten
Beberapa sifat pemalu bisa jadi disebabkan oleh orang tua yang tidak konsisten dalam mengasuh anak. Misalnya, orang tua memberikan hukuman untuk suatu perilaku tertentu pada suatu hari, namun pada saat lainnya orang tua membiarkannya atau bahkan memujinya. Ketidakkonsistenan ini membuat anak menjadi bingung lalu merasa tidak aman. Jika keadaan ini dibiarkan, anak bisa berkembang menjadi takut dan malu melakukan sesuatu.
Kurangnya Keterlibatan Orang Tua
Ada sejumlah orang tua yang tampak tidak tertarik dengan kehidupan anak mereka. Sikap demikian ini didasari berbagai alasan. Misalnya, orang tua secara keliru memahami bahwa mereka akan meningkatkan kemandirian dalam diri anak-anak mereka jika mereka membiarkan anak-anak mengurus dirinya sendiri. Misalnya, ada orang tua yang begitu sibuk sehingga tidak punya waktu atau minat untuk turut terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka. Apapun alasannya itu, berkurangnya keterlibatan orang tua bisa membuat anak merasa yakin mereka tidak layak mendapat perhatian dari orang lain. Pada akhirnya ini akan berpengaruh pada hubungan sosial anak. Anak-anak yang merasa orang lain tidak tertarik pada mereka, maka mereka bisa jadi tidak akan pernah merasa nyaman dalam situasi sosial atau berada di tengah orang banyak.
Orang Tua Terlalu Protektif
Anak-anak yang terlalu dilindungi oleh orang tua seringkali tidak punya cukup banyak kesempatan untuk mandiri secara sosial. Ada masalah sedikit, orang tua mengambil tindakan berlebihan. Ini membuat anak menjadi kurang percaya diri untuk membuat keputusan bagi dirinya. Anak demikian bisa tumbuh dengan perasaan tidak pernah aman. Ini menyebabkan rasa malu. Jika tidak, ini bisa menyebabkan anak menjadi pemberontak.
Punya Opini Negatif Tentang Diri Sendiri
Anak yang minder menilai orang lain juga punya perasaan serupa tentang dirinya. Ia menganggap orang lain menilai dirinya rendah. Ini bisa membuat ia berperilaku malu.
Ejekan
Olok-olok atau ejekan dari teman sekitar memang sulit dihindarkan dari kehidupan anak sehari-hari dan anak bisa menjadi malu karena ejekan.
Perilaku Belajar atau Modeling
Pada tahap awal, belajar dengan cara mengamati dan menirukan apa yang dilakukan orang tua. Maka, jika orang tua berpembawaan pemalu, ada kemungkinan anak belajar jadi pemalu juga



Referensi:
http://bidanku.com/kenali-faktor-pemalu-pada-anak-dan-cara-mengatasinya
http://radinhepikia.blogspot.co.id/2009/03/zeindidia-yusak.html

Senin, 09 Maret 2015

Masjid Kasunyatan Banten

Masjid Kasunyatan adalah masjid pertama yang dibangun di Banten. Masjid ini terletak di kampung Kasunyatan kecamatan Kasemen kabupaten Serang. Masjid Kasunyatan awalnya bernama Masjid Al Fatihah yang berarti pembuka. Karena dahulu di daerah tersebut merupakan daerah kekuasaan kerajaan Hindu, maka Masjid Al Fatihah disimbolkan sebagai masjid pembuka bagi syiar Islam di Banten.
Masjid Kasunyatan dibangun ketika Kerajaan Demak berjaya. Sehingga bentuk masjid menyerupai Masjid Demak. Masjid ini memiliki menara segi empat yang bentuknya menyerupai Masjid Pacinan. Menara ini bergaya portugis, karena dipengaruhi oleh orang-orang Portugis yang pada saat itu banyak berdagang di wilayah Banten. Kemudian terdapat kolam pekulahan bintang empat yang merupakan tempat mandi dan wudhu, yang dahulu digunakan untuk meng-Islam-kan orang-orang yang mau masuk Islam.
Masjid Kasunyatan terkenal dengan masjid serba empat, karena bagian dalam masjid ini selalu mengandung angka empat. Seperti tiang di dalam masjid yang berjumlah empat, pada bagian ujung atap masjid terdapat payung dan burung yang berjumlah empat, kolam pekulahan bintang empat dan menara masjid yang berbentuk segi empat, bahkan luas masjid yang 12 X 12 meter itu jika dikalikan akan menghasilkan 144.
Kesengajaan serba empat yang ada pada bagian penting masjid tentu saja bukan tanpa arti. Angka empat merupakan simbol bahwa Sultan Hasanuddin ingin mengajarkan empat hal kepada penduduk yang ada di Banten saat itu yakni keislaman, keimanan, keikhsanan, dan keikhlasan. Dari keempat yang diajarkan itu yang tersulit dicapai adalah keikhlasan, karena tidak banyak yang bisa berbuat ikhlas. Maka pembangunan menara masjid hanya dibuat tiga tingkat, meski awalnya akan dibangun empat tingkat.
Di masjid inilah Sultan Hasanuddin pertama kali bermunajat kepada Allah. Hingga kini, Masjid Kasunyatan masih dipergunakan oleh penduduk setempat untuk melakukan berbagai kegiatan peribadatan.


 
Referensi:
http://bantenraya.com/component/content/article/3-serang-raya/6723--masjid-kasunyatan-masjid-pembuka-islam-di-banten

Rabu, 28 Januari 2015

Tasikardi Banten

Tasikardi adalah sebuah tempat berupa danau dengan luas sekitar 5 hektar, yang dibuat pada masa Sultan Maulana Yusuf. Selain digunakan untuk mengairi sawah-sawah yang ada disekitarnya, air dari danau ini juga dimanfaatkan untuk keperluan di Keraton Surosowan yang dialirkan melalui pipa dan disaring di tempat penyaringan khusus yang dikenal dengan pangindelan abang (merah), pangindelan putih, dan pangindelan emas.
Sekarang, danau tasikardi dijadikan obyek wisata dan termasuk salah satu tempat bersejarah yang cukup ramai dikunjungi wisatawan, terutama pada hari libur. Pohon-pohon rindang di sekeliling danau bisa menjadi pilihan wisatawan sebagai tempat berteduh sambil menikmati keindahan danau. Air danau ini tidak pernah kering ataupun meluap, sehingga terlihat tenang dengan alur mengikuti arah angin. Untuk tempat duduk, wisatawan bisa memilih duduk di bangku-bangku yang ada di beberapa sudut pinggir danau atau menyewa tikar.
Di tengah danau ini terdapat pulau berbentuk segi empat, yang dahulu digunakan sebagai tempat rekreasi keluarga sultan. Di pulau tersebut terdapat sisa-sisa peninggalan Kesultanan Banten seperti kolam penampungan air, pendopo, kamar mandi, dan jungkit-jungkitan (permainan untuk anak-anak). Bagi wisatawan yang ingin menginjakkan kaki di pulau tersebut, bisa menempuhnya dengan perahu atau bebek-bebekan yang disewakan oleh pengelola obyek wisata tasikardi ini.



Referensi: